Info Seputar Perawat

Sunday 10 December 2017

Alasan Kamu Harus Menjadi Perawat


Perawat adalah pekerjaan yang mulia.
Mengapa kamu harus menjadi perawat. Berikut alasan kamu harus menjadi perawat:
1. Lapangan Kerja yang Terbuka Luas.
Semakin bertambahnya populasi penduduk tentu saja permintaan akan tenaga medis profesional pun menjadi bertambah karena kebutuhan akan kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Idealnya sih, di Indonesia setiap kecamatan memiliki satu rumah sakit (RS) agar semakin membuka lapangan kerja bagi para lulusan pendidikan keperawatan.

2. Gaji yang Tinggi.
Perawat sebenarnya dan (memang seharusnya) merupakan profesi dengan pendapatan gaji yang tinggi. Seperti disebutkan di awal tulisan, tidak semua orang mau dan mampu merawat orang sakit ya kan? Memandikan pasien, memastikan asupan gizi pasien tercukupi, membantu pasien buang hajat sekaligus membersihkannya bukanlah hal sepele, bayangkan ini (maaf) feses orang lain lho yang harus dibersihkan...
Sebagai perbandingan, di AS perawat terdaftar (semacam telah memiliki STR/Surat Tanda Registrasi) rata-rata berpenghasilan lebih dari $ 52.000/tahun atau sekitar >Rp 520juta atau Rp 50juta-an per bulan, sementara untuk perawat yang lebih berpengalaman dan khusus (spesialis) berpenghasilan lebih dari $ 72.000/tahun. Di Indonesia?? :)

3. Lingkungan Kerja yang Beragam
Seorang perawat dapat bekerja di berbagai jenis perusahaan, masing-masing menawarkan lingkungan kerja yang unik. Misalnya, perawat dapat bekerja di sekolah atau instansi pendidikan sebagai pengajar, fasilitas perawatan rumah, instansi pemerintah, dan sebagainya.

4. Jadwal Fleksibel
Perawat dapat bekerja dalam jadwal yang fleksibel dan mengambil shift seperti yang diinginkan. Pergeseran adalah antara 4 sampai 12 jam sehari, sehingga seorang perawat mempunyai cukup waktu untuk melakukan aktivitas lainnya, seperti bekerja sampingan sebagai pengajar, menempuh pendidikan kembali, dsb.

5. Membuat Perubahan
Sebagai seorang perawat , kamu memiliki kesempatan besar unutk membuat perubahan besar dalam kehidupan manusia. Tak sedikit, seorang perawat yang begitu peduli, berdedikasi dan penuh kasih merawat dianggap sebagai malaikat penyelamat oleh pasien.

6. Mengasah Keterampilan Interpersonal
Sebagai seorang perawat, kamu akan mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi dengan pasien, staf medis, dokter dan administrator setiap hari. Ini tentu saja kesempatan yang baik untuk belajar dari profesi lainnya di tempat kerja sekaligus menambah pengetahuan kamu dan mengasah keterampilan interpersonal.

7. Dinamis
Banyak tantangan yang akan kamu hadapi saat menjadi seorang perawat. Berbagai tingkah laku pasien yang aneh, akan mengasah kemampuan kalian dalam menangani dan berinteraksi dengan orang lain.

8. Peningkatan Karir
Menjadi perawat juga memungkinkan kamu untuk meningkatkan karir. Kamu bisa saja untuk mengambil peran yang lebih besar, menjadi kepala perawat di suatu RS, kepala jurusan Perawat di institusi pendidikan, staff ahli kesehatan di lembaga pemerintahan, dsb. Tentunya dengan didukung kompetensi diri kalian yang semakin berkualitas.

9. Peningkatan Kompetensi Diri
Kamu mungkin tertarik untuk mengambil spesialisasi perawatan kesehatan yang lebih baik sesuai dengan minat kamu sendiri. Misalnya, jika kamu suka anak-anak, kamu bisa memilih untuk bekerja di departemen pediatri. Jika kamu suka berada membantu dan menangani kasus-kasus traumatik seseorang/pasien, kamu dapat bekerja di ruang gawat darurat. Intinya kamu dapat memutuskan apa yang ingin dilakukan sesuai bakat dan minat kamu.

10. Kesempatan Bekerja di Luar Negeri
Tak dipungkiri saat ini bekerja sebagai perawat di Indonesia memang kurang men-sejahtera-kan, dan pilihan bekerja di luar negeri menjadi harapan banyak perawat untuk memperoleh kehidupan yang lebih layak. Beberapa negara seperti China dan AS memang membuka lowongan kerja bagi perawat dari negara-negara lain termasuk dari Indonesia. Jika kamu ingin meniti karir sebagai perawat di luar negeri, belajarlah dari sekarang dengan sungguh-sungguh, selain kemampuan keperawatan kalian harus keren (baca: sangat terampil) juga harus didukung dengan kemampuan berbahasa asing yang baik pula, minimal mampu berkomunikasi dengan Bahasa Inggris.

11. Keahlian Perawat Itu Universal
Ada kalanya kamu mungkin tidak memerlukan peralatan atau fasilitas untuk melakukan pekerjaanmu. Keahlianmu sebagai seorang perawat itu bersifat universal. Seperti dokter, kemampuan kamu dalam menolong dan mengobati akan sangat berguna sekali saat terjadi sebuah kecelakaan atau bencana. Kamu akan begitu dihargai.

12. Tidak Terlalu Sulit Menjadi Perawat
 Kamu dapat dengan mudah memenuhi syarat untuk menjadi seorang perawat. Yang pasti lakukan yang terbaik yang kamu bisa dan terus belajar untuk menjadi perawat yang kompeten.


13. Dipandang Baik Oleh Masyarakat
Latar belakangmu sebagai seorang perawat akan membantu masyarakat untuk bisa hidup sehat. Kamu memiliki kesempatan untuk mendidik serta mengajarkan masyarakat di lokasi yang miskin agar memperoleh kehidupan yang lebih baik dan sehat kepada masyarakat.

14. Peluang Karir yang Tinggi
(Seharusnya) kamu selalu bisa mendapatkan bayaran yang lebih baik dengan menyelesaikan pendidikan keperawatan ke jenjang yang lebih tinggi. Sebagai seorang perawat, Kamu memiliki banyak peluang karir yang dapat dicapai jika memiliki kualifikasi akademis yang lebih tinggi.

15. Punya Keahlian Sendiri
Kamu, secara mandiri, akan mampu membantu merawat kesehatan keluarga dan teman kamu sendiri. Pendidikan serta pengalaman keperawatan kamu tentunya akan membantu mempersiapkan diri menangani keadaan darurat keluarga.

16. Sebagai Patner Dokter
Kamu dapat bekerja di bidang medis bersama para dokter tetapi kamu tidak perlu menepuh pendidikan selama 12 sampai 14 tahun sebagaimana yang ditempuh para dokter. Mungkin, dengan 2-4 tahun pendidikan profesional, kamu dapat langsung bekerja bersama tenaga medis profesional serta berkontribusi dalam bidang kesehatan.
  
17. Lebih Dekat Dengan Pasien
Kamu akan memiliki kesempatan untuk menghabiskan banyak waktu dengan para pasien dan membangun hubungan yang langgeng, mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan "orang-orang yang unik" dan hal ini akan memperkaya pengalaman hidup kamu. Para dokter, biasanya, jarang mendapatkan kesempatan untuk menghabiskan waktu dengan pasien.

18. Dapat Ke Spesialis Yang Kita Minati
 Ketika dokter mengambil spesialisasi, dia harus tetap berpegang pada itu, karena mengubah spesialisai berarti harus menempuh pendidikan kembali. Namun, sebagai seorang perawat, Kamu dapat mengubah spesialisasi, seperti misalnya, yang semula bekerja di unit kesehatan anak-anak beralih ke unit kanker atau lainnya, tentunya dengan mengikuti sesi pelatihan.


Share:

Monday 4 December 2017

Jenjang Pendidikan Keperawatan Yang Harus Kamu Ketahui




Banyak dari kamu setelah lulus SMA ingin atau bercita-cita untuk menjadi perawat tetapi bingung ingin memilih jenjang yang mana, D3 atau S1?. Cukup banyak orangtua yang mengira bahwa dengan anaknya kuliah D3 masa depannya jadi suram. Gak sedikit dari mereka berharap bahwa pekerjaan mudah didapat setelah selesai gelar S1.
Untuk Keperawatan sendiri, Pendidikan dikategorikan dari SPK (SMK), D1, D3, D4, S1, S1 Profesi, S2, S2 Profesi, PROFESSOR.

Untuk Mengetahui Lebih Jelas Tentang Jenjang Pendidikan Keperawatan serta Fungsi dan Gelar yang akan diperolehnya, mari kita simak penjelasan berikut dibawah ini.


1. SPK atau SMK atau Diploma I (D1) Keperawatan



Dalam Hal ini masih di perdebatkan bahkan beberapa ada yang sudah di gantikan menjadi SMK Keperawatan atau SMK Kesehatan. Mereka mempelajari pelajaran umum seperti Layaknya SMA atau SMU tetapi ada tambahan Materi saat pembelajaran yaitu KEPERAWATAN. Mereka belajar konsep penyakit, KDM,dsb. Sebelum tahun 2000–an Lulusan SPK/SMK ini masih di daya gunakan di rumah sakit, Bahkan di beberapa rumah sakit masih ada yang SPK Keperawatan bahkan menjadi senior ini.

Untuk saat ini Lulusannya di daya gunakan menjadi NURSE aids atau Assisten Perawat. Beberapa Rumah sakit untuk alasan Cost effective masih menggunakan jasa SPK atau SMK Keperawatan bahkan Homecare juga menjadi peminat no.1 dengan alasan cost effective ini. Penjurusan ini pun masih dalam Perdebatan di Kalangan KLINISI Keperawatan.


2. Diploma III (D3)


Untuk saat ini menjadi Primadona di kalangan umum buat mereka yang ingin menuntut Ilmu Keperawatan. Bagaimana tidak, Lahan Kerja yang banyak dan kesempatan untuk bekerja yang besar dijadikan alasan mereka yang ingin menggeluti bidang keperawatan (walaupun gajinya tidak Jelas). Dikarenakan sesuatu Hal Maka Jenjang pendidikan ini tidak dapat Menjadi Kepala Ruangan, Apalagi untuk rumah sakit berstandar JCI atau type Rumah sakit A, Paling hanya sebagai Koordinator perawat dan beberapa sertifikat mesti di punyai saat ingin melamar kerja.

Pendidikan Diploma 3 Keperawatan, disebut juga dengan Akademi Keperawatan (Akper). Lama pendidikan 3 tahun. Lulusan Akper disebut juga Perawat vocasional atau Perawat terampil. Kuliah di Akper, kamu akan ditempa di kampus dan di pelayaan kesehatan, seperti Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik persalinan, panti jompo, dan praktek ke masyarakat. Di Akademi Keperawatan, kamu belajar teori 6 semester, tiap semester langsung di praktekkan ke lapangan. Artinya, dapat teori langsung praktek, prakteknya tidak dilabor saja, tetapi langsung ke pasien. Setelah tamat dari Akper, kamu akan menyandang gelar Ahli Madya Keperawatan (AMd,Kep). Apa bila kamu telah tamat Akper misalnya, ingin melanjutkan kuliah lagi di jurusan Keperawatan, maka kamu bisa melanjutkan kuliah ke Fakultas Ilmu Keperawatan atau ke Program Studi Ilmu Keperawatan. Lama pendidikan lanjutan kurang lebih tiga tahun.


3. Diploma IV (D4)


D4 memiliki KUALIFIKASI yang sama dengan S1, namun KOMPETENSI-nya berbeda. Pendidikan vokasi merupakan Pendidikan Tinggi program diploma yang menyiapkan Mahasiswa untuk pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu sampai program sarjana terapan. Pendidikan vokasi sebagaimana dimaksud pada dapat dikembangkan oleh Pemerintah sampai program magister terapan atau program doctor terapan. Apa yang dimaksud dengan “pendidikan vokasi” adalah pendidikan yang menyiapkan Mahasiswa menjadi profesional dengan keterampilan/kemampuan kerja tinggi.

Kurikulum pendidikan vokasi disiapkan bersama dengan Masyarakat profesi dan organisasi profesi yang bertanggung jawab atas mutu layanan profesinya agar memenuhi syarat kompetensi profesinya. Dengan demikian pendidikan vokasi telah mencakup pendidikan profesinya. D4 sendiri dengan Lulusan Jurusan Keperawatan akan mendapatkan gelar  Sarjana Sains Terapan (S.ST) yang didapatkan setelah melalui tahap praktek klinik dengan masa pendidikan 8 semester hingga 10 semester. Lahan kerja lulusan Jurusan Keperawatan adalah rumah sakit, institusi pendidikan, lembaga penelitian, dan klinik perusahaan.


4. S1 Keperawatan + Ners


S1 Keperawatan dan Profesi Ners adalah hal yang paling banyak ditanya, Bagaimana bisa S1 keperawatan tanpa Ners, lalu apa Fungsinya. Jika kamu yang sudah menempuh jenjang S1 Keperawatan lalu bercita-cita bekerja di rumah sakit, Mungkin itu hanya mimpi. Di karenakan S1 keperawatan harus melengkapi diri dengan profesi sebagai syarat bekerja sebagai KLINISI atau Rumah Sakit. Pasalnya NERS atau Professi itu adalah Acuan untuk bekerja di Rumah Sakit. KOMPETENSI yang di dapat saat NERS adalah nilai baku yang di gunakan nanti saat Berpraktik Sebagai Klinisi, baik di Rumah Sakit ataupun Perusahaan Berkelas International.

Lalu Jika kamu hanya S1 Keperawatan tanpa NERS apakah bisa Bekerja??
Tentu Bisa. Tetapi tidak sebagai Klinisi atau yang biasa merawat Pasien tetapi lebih ke arah Managerial, Assurance, Kantor,etc. Yang pastinya bukan untuk merawat pasien, Kecuali Klinik yang kecil-kecilan yang biasanya tidak di tanya soal Professi Ners. Lama dari pendidikan S1 8 semester dan ditambah Ners sekitar 2 semester, total 10 semester. Untuk gelar S1 yaitu (S.Kep). ditambah Ners yaitu (Ns. S.Kep).

5. S2 Keperawatan dan Professi


Apa yang di pelajari adalah pemantapan dan penambahan ILMU lain saat menempuh jalur S1 keperawatan. Mereka yang menempuh S2 Keperawatan bisa mencapai karir ke MANAGERIAL atau DOSEN, CONSULTANT NURSE, Kepala Bidang Keperawatan Atau Memimpin sekelas PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia), Atau membidangi urusan medis di jalur independent atau anggota dewan,etc.
Program pendidikan Magister Ilmu Keperawatan memiliki beberapa peminatan, yaitu:
·        - Keperawatan Komunitas (Sp.Kep.Kom)
·        - Keperawatan Maternitas (Sp.Kep.Mat)
·        - Keperawatan Medikal Bedah (Sp.KMB)
·        - Keperawatan Jiwa (Sp.Kep.Jiwa)
·        - Keperawatan Anak (Sp.Kep.Anak)

S2 ini dilaksanakan dalam 4 semester dan program pendidikan Spesialis-1 adalah pendidikan profesi jenjang kedua yang diselenggarakan dalam waktu 2 semester. Program pendidikan Spesialis Keperawatan dilaksanakan setelah mahasiswa menyelesaikan program pendidikan Magister Keperawatan dimana mahasiswa melakukan registrasi administrasi dan akademik sesuai ketentuan registrasi Universitas Indonesia. Lulusan Program Studi Magister akan memperoleh gelar akademik Magister Keperawatan (M.Kep) dan gelar profesi Ners Spesialis (Sp.) sesuai peminatannya.

6. S3 PROFESSOR



Biasanya menempuh pendidikan di sertai Riset atau Penelitian yang nantinya di gunakan kemahslatan ilmu Keperawatan. Professor biasanya diberikan sebagai gelar bagi mereka yang sudah berjasa dalam bidang reset dan ilmu pengetahuan Khususnya dalam bidang keperawatan. Doktor adalah gelar akademik tertinggi yang dapat diberikan kepada seseorang yang menempuh pendidikan yang diperoleh dari perguruan tinggi. 

Doktor merupakan jenjang pendidikan Strata-3 atau biasa disingkat S3. Seseorang umumnya harus menempuh perkuliahan (kelas) dan diakhir melakukan penelitian untuk menyusun disertasi. Gelar Doktor ditulis di belakang nama lulusan program studi Doktor, dengan mencantumkan huruf “Dr” dan dapat diikuti dengan inisial gelar.
Share:

Friday 1 December 2017

About Perawat




“Perawat adalah pembantu dokter”. Kalimat ini memang tidak terucap secara terang-terangan bagi tenaga kesehatan dimanapun berada, juga tidak pernah diakui oleh perawat itu sendiri. Namun, banyak pihak yang salah mengartikan tentang arti sebuah profesi perawat, salah satunya masyarakat.

Mulai dari menganggap perawat sebagai pembantu dokter sampai menganggap perawat adalah dokter. Masyarakat menganggap dan membayangkan seorang perawat di rumah sakit hanya menuruti semua perintah dokter. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pekerjaan seorang perawat yang sebenarnya.

Perlu diketahui, perawat adalah perawat. Bukan seorang dokter. Dalam kamus Bahasa Indonesia. Perawat memiliki arti seseorang yang memiliki pendidikan khusus untuk merawat, baik yang sakit maupun yang sehat. Perawat adalah sebuah profesi yang setara dengan tenaga kesehatan lainnya, termasuk dokter.

Perawat merupakan sebuah profesi di bidang kesehatan yang memiliki kemampuan tanggung jawab dan wewenang dalam melaksanakan dan memberikan perawatan kepada klien yang mengalami masalah kesehatan. Memang, disiplin ilmu perawat dengan dokter hampir sama. Namun, berbeda dalam pendalaman ilmunya. Dokter tentu lebih mendalami hal-hal kesehatan secara menyeluruh.

Tetapi, perawat memiliki kemampuan dan wewenang dalam memberikan asuhan keperawatan berdasarkan bidang keilmuannya secara profesional dan pelayanan secara holistik kepada individu, keluarga dan masyarakat baik yang sakit maupun sehat.

Berbicara mengenai perawat, hal yang harus kita ketahui adalah yang pertama, apabila bicara masalah perawat, berarti bicara tentang keperawatan atau caring. Sebagaimana diatur oleh UU No 38 tahun 2014 tentang Keperawatan yaitu perawat berkewajiban memenuhi kebutuhan pasien meliputi bio-psiko-sosio dan spiritual. Hal ini tidak dimiliki seorang dokter tentang pengetahuan cara memperlakukan dan meninjau keadaan pasien. Dokter lebih mengarah kepada pengobatan atau medication.

Kedua, bicara mengenai keperawatan, kita tidak perlu membicarakan tinggi atau rendahnya profesi antara sesama tenaga kesehatan. Sebab, dibutuhkan kerja sama secara interprofesional dan kolaborasi antara tenaga kesehatan demi memberikan pelayanan yang baik dan holistik kepada klien. Apabila perawat tanpa dokter dan sebaliknya, tentu pelayanan asuhan keperawatan tidak berjalan dengan baik.

Ketiga, perlu diingat bahwa apabila kita seorang pasien atau klien, maka perawatlah yang selalu mengingatkan untuk minum obat dengan dosis dan waktu yang tepat, memantau tanda-tanda vital serta mengobservasi peningkatan atau penurunan kesehatan pasien. Jadi, tugas seorang perawat termasuk tugas yang mulia.
Keempat, menjadi seorang ahli tenaga kesehatan yang profesional, tentu banyak melalui pendidikan baik di dalam maupun luar negeri. Apabila dilihat dari sudut pandang berdasarkan jenjang pendidikan, seorang perawat adalah ia yang telah menyelesaikan pendidikan minimal setara Diploma III (D3), Strata 1 (S1) dan program Ners baik didalam maupun luar negeri. Bahkan, saat ini perawat sudah banyak mengikuti program Magister (S2) dan spesialis serta bidang Doktor bidang keperawatan (S3). Tentu, menjadi ahli tenaga profesional tidak mudah dan banyak mengeluarkan banyak biaya. Maka, kesejahteraan seorang perawat harus diperhatikan bagi pemerintah.

“Tantangan terbesar profesi perawat sekarang ini adalah bagaimana memberikan kesejahteraan yang layak bagi profesi bidang kesehatan tersebut”, begitu ungkapan ketua PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) Harif Fadhillah pada saat pelantikan kolegium keperawatan di Depok tanggal 22 Juli lalu. Perawat pantas mendapatkan kesejahteraan yang memadai karena tidak sebanding dengan apa yang telah perawat lalui selama masa pendidikannya. Kualitas perawat juga semakin meningkat dari tahun ketahun yang dibuktikan dengan pendidikan perawat telah banyak mencapai status Doktor dan mempunyai ilmu sendiri. Oleh karena itu, gaji perawat perlu diperhitungkan. Walaupun sulit tetapi harus diperjuangkan. Jadi, apakah pantas seorang perawat dianggap sebagai pembantu dokter ?

Kelima, didaerah terpencil perawat dianggap sebagai dokter. Hal ini dikarenakan kurangnya tenaga kesehatan terutama dokter didaerah pedalaman. Namun, perlu dijelaskan kembali kepada masyarakat setempat akan eksistensi perawat itu sendiri. Akan tetapi, perawat juga mampu memberikan pengobatan dalam keadaan darurat dan pada saat tidak ada dokter dilokasi pengobatan pada saat dibutuhkan.

Seorang perawat bukan profesi yang mudah. Terutama dalam mengubah dan meningkatkan pola pikir masyarakat terhadap perawat. Masyarakat menganggap perawat tidak memiliki ilmu dan tidak mandiri. Masyarakat yang juga menganggap profesi perawat hanya pekerjaan rumah tangga, seperti mandi, membersihkan kotoran serta menyiapkan makanan dan minuman. Hal ini disebabkan karena kurang pengetahuan dan pencerdasan kepada masyarakat terhadap makna perawat itu sendiri.

Seorang perawat harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam bidang keperawatan. Sesuai dengan perannya, perawat memiliki wewenang untuk memberikan asuhan keperawatan kepada orang lain berdasarkan ilmu dan praktik yang dimilikinya. Sebagai profesi yang luhur dan mulia, salah satu tujuan perawat adalah melayani dan mengabdi, sama seperti Florence Nightingale merawat orang-orang sakit tanpa mengharapkan balas jasa dari pasien tersebut. Itulah jiwa atau inti dari ilmu keperawatan itu sendiri. Menjadi seorang perawat merupakan salah satu pekerjaan yang mulia dengan memberikan perawatan yang benar sesuai dengan ilmu yang dimilikinya.

Jadi, citra perawat dan pola pikir masyarakat terhadap perawat Indonesia perlu diperbaiki. Perawat bukan pembantu dokter. Perawat adalah partner kerja tenaga kesehatan lainnya, seperti dokter, apoteker, ahli gizi dan lain lain. Perawat merupakan profesi yang patut dihargai. Terakhir, perawat merupakan tugas mulia.
Share: